Ketua LAKI Ajak Warga Aceh Singkil Lawan Korupsi, “Diam Sama dengan Memberi Ruang”

DETIK TIMUR

- Redaksi

Selasa, 12 Agustus 2025 - 00:28 WIB

50194 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Singkil – Potensi alam, budaya, dan semangat gotong royong yang dimiliki Aceh Singkil disebut bisa menjadi modal besar untuk kemajuan daerah. Namun, semua itu dinilai akan sia-sia jika praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan pengelolaan anggaran yang tidak transparan dibiarkan mengakar tanpa perlawanan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Aceh Singkil, Jaruddin, MM, yang akrab disapa Jarod. Ia menegaskan, pemberantasan korupsi tidak cukup hanya mengandalkan aparat penegak hukum. Menurutnya, kunci keberhasilan ada pada kesadaran dan keberanian masyarakat untuk memahami haknya, mengawasi jalannya pemerintahan, serta melaporkan setiap penyimpangan yang ditemukan.

“Kalau kita hanya menunggu aparat, itu tidak cukup. Warga harus berani tahu, berani mengawasi, dan berani melapor,” tegas Jarod saat ditemui di sela kegiatan edukasi publik yang digelar tim LAKI di Aceh Singkil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jarod menjelaskan, edukasi publik yang dilakukan pihaknya bukan sekadar ceramah, tetapi lebih pada mengajak warga memahami hal-hal mendasar yang menjadi pegangan dalam pengawasan jalannya pemerintahan. Pertama, hak atas informasi publik sebagaimana diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2008, di mana masyarakat berhak tahu bagaimana uang negara digunakan. Kedua, mekanisme pengawasan, di mana setiap warga dapat ikut memantau proyek desa, bantuan sosial, hingga program pembangunan. Ketiga, pentingnya partisipasi aktif, sebab diam sama artinya memberi ruang bagi pelaku korupsi untuk leluasa bergerak.

Menurut Jarod, setiap rupiah uang negara adalah amanah rakyat yang harus kembali dalam bentuk pembangunan nyata. Jika dikelola dengan jujur, dana tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan kesejahteraan. Sebaliknya, jika dikorupsi, dampaknya langsung dirasakan masyarakat dalam bentuk kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan.

Ia pun mengajak semua elemen masyarakat Aceh Singkil untuk berani bertanya, bersikap kritis, dan tidak takut melaporkan dugaan penyelewengan. “Kita harus sepakat, melawan korupsi bukan hanya tugas aktivis atau penegak hukum. Ini kewajiban moral kita semua,” ujarnya.

Jarod menutup dengan pesan, bahwa Aceh Singkil bisa menjadi daerah yang bersih, transparan, dan berkeadilan jika edukasi yang tepat, keberanian yang tumbuh, serta persatuan yang kuat dijalankan secara konsisten. “Kita lawan bersama, jangan beri ruang sedikit pun untuk korupsi,” pungkasnya.

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 13:23 WIB

Guru Besar FHUI Serukan Reformasi Menyeluruh Demi Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan

Berita Terbaru