Tanah karo – (Detiktimur.net)
Masyarakat Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menggelar sebuah tradisi budaya unik untuk memohon turunnya hujan. Acara yang dikenal dengan nama “Erlau-lau” ini dilaksanakan pada Kamis (18/09/2025) di wilayah Tigabinanga, sebagai bentuk kearifan lokal dalam menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan.
Tradisi ini rutin dilakukan saat hujan tak kunjung turun, terutama ketika tanaman pertanian mulai terancam kekeringan. Saat ini, mayoritas petani di Tigabinanga sedang menanam jagung, yang sangat membutuhkan air.
“Acara Erlau-lau dilaksanakan untuk memanggil hujan. Ini adalah tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan setiap kali musim hujan terlambat datang. Dalam prosesi ini, semua yang lewat, termasuk kendaraan, akan disiram air sebagai simbol pemanggilan hujan,” ujar Pemuka Adat Sebayang kepada wartawan.
Antusiasme warga dalam mengikuti acara ini sangat tinggi. Warga percaya bahwa tradisi tersebut bukan hanya simbolik, tetapi juga sebagai bentuk doa bersama agar alam segera memberi hujan yang sangat dibutuhkan.
“Kami sangat berharap hujan segera turun. Sebagian besar masyarakat di Tigabinanga adalah petani jagung, dan tanaman kami sudah sangat membutuhkan air,” kata seorang warga yang mengikuti acara tersebut.
Tradisi Erlau-lau tidak hanya menjadi bentuk perlawanan terhadap kekeringan, tetapi juga melestarikan nilai-nilai budaya dan gotong royong yang masih kuat di tengah masyarakat Karo.
(Muhtar)